Friday, July 11, 2014

Imagine....

Nowadays, ada tiga hal yang lagi ramai di media;
Pilpres, World Cup dan #PrayForGaza

Dari tiga hal diatas, ada dua yang sensitif banget dan entah mengapa selalu berkaitan. Entah dikait-kaitkan atau memang terkait. AGAMA. 

Ngomongin agama, lama-lama gue makin gumoh. Eneg. Pengen eek aja.
I'm not saying that I'm atheist. Astagfirullaaaahh.. (Nah! by written that words, you know my religion)

Yes. I'm moslem. and boyfriend is christian.
So what?

What are you thinking about?

Tulisan ini sebenernya cuma uneg-uneg orang awam, anggeplah gue orang awam, gue emang gak begitu dalem banget ngerti tentang syariat islam, fikih dan sebagainya. Iyaa.. ilmu gue masih cetek-banget. Gue gak bermaksud untuk membandingkan agama lain, berpihak pada Tuhan gue, atau feel depressed dan memutuskan untuk gak percaya Tuhan, enggak.

Entah kenapa, akhir-akhir ini gue merasa mual aja dengan segala pemberitaan media dan postingan foto maupun artikel tentang Pilpres maupun Gaza.

Pilpres, oke, kita harus pilih pemimpin yang seiman dengan kita, lalu? Apa hanya sebatas kesamaan keyakinan aja lantas kita pilih dia?
I dunno.. sekali lagi, gue awam. Tapi coba liat dari sisi lain. Dengan ketetapan seperti itu maka mereka dengan indahnya mempromosikan agama sebagai ajang kampanye.
For us, Islam is religion. For them, it's a business.
IT'S A BUSINESS.

IT'S A BUSINESS.

#PrayForGaza
Yes.. dalam Al Qur'an sudah tertulis, kita diminta untuk mendoakan mereka, saudara-saudara kita, lewat media sosial. Entah memang doa itu dibawa saat mereka sujud atau hanya sekedar status, sekedar nunjukkin "yeeess, i care."
Lalu kita, dengan sok sucinya bilang kalo Israel itu laknat, "Saat ini dia seneng-seneng ngeliat warga Palestina yang di bom, nanti di akhirat, kita yang seneng-seneng ngeliat mereka di Neraka"

Wait.. US?
Kamu yakin banget bahwa nanti kamu akan masuk surga hanya karena kamu memeluk agama Islam seperti orang-orang Palestina? Lalu kita saudara, lalu kita masuk surga bersama, lalu kita berhak mencaci maki siapapun yang berbeda dengan kita.

Gue udah gak ngerti lagi sama orang-orang yang pikirannya hanya sebatas agama. Apa-apa, disambungin ke agama, ini itu agama, seakan agama itu bukan lagi masalah keyakinan, agama ini sebuah saringan untuk kita memilih mana yang menjadi saudara mana yang musuh.

Agama menjadi tolak ukur.
Agama itu segalanya.

Entah, agama siapa yang paling bener. 

Mungkin karena gue punya pacar beda agama gue jadi sensi, mungkin. Gue pernah tertohok sama satu pernyataan temen gue, "Bulan ramadhan kok main di rumah non muslim."

Shit.

Mending sekarang, kamu, yang lagi baca tulisan bodoh orang awam ini, yuk dengerin lagunya John Lennon - Imagine.




Imagine there's no HeavenIt's easy if you tryNo hell below usAbove us only skyImagine all the peopleLiving for today
Imagine there's no countriesIt isn't hard to doNothing to kill or die forAnd no religion tooImagine all the peopleLiving life in peace
You may say that I'm a dreamerBut I'm not the only oneI hope someday you'll join usAnd the world will be as one
Imagine no possessionsI wonder if you canNo need for greed or hungerA brotherhood of manImagine all the peopleSharing all the world
You may say that I'm a dreamerBut I'm not the only oneI hope someday you'll join usAND THE WORLD WILL LIVE AS ONE...



Guys, ini pesanku, orang awam yang lagi sok-sokan ngomong agama; selama masih hidup di Indonesia, selama semboyan negara kita masih "Bhinneka Tungga Ika", mari sisakan sedikit ruang dihati kita untuk toleransi, untuk saling mengisi dan berbagi.



DISLODGED YOUR IDENTITY.



We don't need it,


We don't need your identity, we just need your sincerity. -dp

Monday, May 26, 2014

Day 1, BESTFRIENDS.


Happy Monday! Biasanya gue gak pernah ikut-ikutan mainstream untuk benci hari senin, but today, I do. Lagi ngerasain aja kalo hari minggu kemarin tuh kayaknya pendeeeeek banget! Because I spent the whole day with my bestfriends.

Tau Geng Buncit kan? Ya iyalah kalian pasti tau, we're famous in town! Hahaha..
Semenjak negara api menyerang AKA SKRIPSI, kita yang tadinya tiap hari ngumpul bareng foya-foya bareng ngabisin duit usaha kita yang tiba-tiba-pas-mau-bayar-sewa-tempat-eh-duitnya-habis, kita jadi jarang ngumpul bareng. Semuanya sibuk urusin skirpsi masing-masing. Selesai ngurusin skripsi, sibuk nyari kerja dan ngurusin kerjaan.
Edo udah kerja di Rumah Sakit baru di kota antah berantah - Karawang, Zabad sibuk jadi auditor di KAP sambil ngumupulin duit buat nikah, Agung sibuk cari kerja, Emeth tenggelam di Bonang, tinggal Pak Ari sama gue yang masih nyisa di kampus. Gue sibuk pacaran.. yaudahlah. Susaaaah banget buat ketemu, 

And yesterday, WE MET AGAIN! (((lalalayeyeyee))) 
Tapi tanpa Emeth :( entahlah, mungkin dia lelah..
Kita ketemu lagi untuk jadi volunteer pengobatan gratis di Karawang, tempat Edo kerja. Pas sampe Karawang, turun dari mobil dan ngeliat Edo lagi nungguin kita di parkiran, kita langsung keluar mobil dan pelukan. Iyaaaaaa.... kita berempat pelukaaann!! 

"Gue kangen sama lo semua. Kalo lagi diem di kampus, gue suka kepikiran lo.Lo pada gak kangen apa ya sama gue?"

"Ya iyalah, gue juga kangen.. gue kalo lagi dirumah juga suka kepikiran lo pada."

"Kangeeeen laah gue juga. Makanya gue selalu sempetin dateng kalo ada kumpul-kumpul gini."

"Apalagi gue tinggal di Karawang gini, sepi, kangen banget lah sama lu pada."


Zabadi, Wiwi, Agung & Edo. Family.


Di sepanjang acara kita gak terlalu banyak cerita karena kan sibuk. Pas pulang, di mobil ada Pak Ari, Zabadi, Edo, Agung sama Gue. Dulu, kita sering ngelewatin momen ini, di jalan bareng.. tapi entah kenapa kemarin tuh kayaknya momennya seru banget. Gue ngetik ini aja, air mata gue udah ngembeng hahaha.. It was our quality time. We talked much. Mulai dari ceritain kerjaan, cerita Agung yang baru turun gunung, ceritain pacar, saling nasehatin, even cerita bokep atau ceritain cewek semok. Ya namanya juga cowok :/
Gak sekedar cerita, gue juga banyak dapet nasehat dan masukan dari mereka. Seneeeeeng banget rasanya, gak ada yang berubah, kita masih kayak dulu. Walaupun mereka suka kepo ngorek-ngorek cerita gue, tapi abis itu mereka pasti langsung ingetin gue dan nasehatin :')

"Ini gue ingetin yaa, Wi, gue ngomong kayak gini sebagai keluarga.."

Kita sama-sama punya mimpi dan target di hidup kita masing-masing. Gue mau jadi Public Relation sejati, mereka (karena di jurusan Akuntansi semua), mereka mau kerja di bidang finance yang gajinya gede. Hahaha.

"Kalo kita kerja di Karawang semua, seru kali yaa. nanti gue sama Wiwi pindah kesana. Elo juga, Bad. Elo juga kerja disana aja, Gung. Lo jadi PR, wi. Lo pada di Finance. Terus kita ngontrak rumah bareng-bareng, Wah.. pasti seru banget."

"Gue pengen nanti yang megang setir ini gak cuma gue doang. Elo pada belajar nyetir. Nanti kita gant-gantian nyetir. Ntar Zabadi, ntar Agung, ntar Emeth.."

"Nanti pak, mobil gue Mazda zoom zoom yang ijo"

"Gue Honda Mobilio"

"Gue Fortuner"


.......

blabla..

And we talked about our future..
See?  Eventhough we have our own dreams, but we still have a dream to enjoy our dream together.
Gue sayang banget sama mereka. Gak tau kapan lagi bisa kumpul-kumpul kayak kemaren, walau cuma makan bareng.. Jadi suka keingetin gitu sama twitnya @yeahmahasiswa


Waktu ulang tahun gue ke-21 dan 22, kita ngerayain bareng, pas tiup lilin doa gue cuma satu,
"Semoga kita bisa terus bareng-bareng kayak gini."


Gaes, whoever you, gue yakin kita semua punya sabahat masing-masing. punya cerita masing-masing tentang sahabat.. with this post, I wanna tell you that you're lucky to have a bestfriend. Menyambung dari twitnya @yeahmahasiswa, sesesibuk apapun kita, sebisa mungkin sempetin waktu kalo diajak ketemu atau chat di grup bareng sahabat lo. Karena rasa kangen datengnya gak barengan, and it will be pathetic ketika cuma lo yang kangen dan temen-temen lo yang lain lagi pada sibuk then they're ignore your text.

NOTED! :)

Wednesday, April 16, 2014

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA, Yes, We Were! :)

Sebuah proses dan perjalanan.

I just stalking @BEMKALBIS, entah kenapa.. selesai ngawas UTS tiba-tiba kepingin buka twitter dan buka account itu. As always, saya selalu totaaal kalo ngerjain sesuatu, that's why saya kepoin akun twitter itu dari awal pertama kali ngetwit. Dari adminnya masih Edo Widiyanto, Humas BEM Kalbis pada masa jabatan saya. Sampe sekarang udah ganti admin, ganti kepengurusan, dan mau ganti kepengurusan lagi.

Well, then.. saya terenyuh, flashback ke 2 tahun lalu..

Semuanya berawal dari sini...

16 Maret 2012 (twit pertama @BEMKALBIS dengan retweet-an dari adminnya yang promote)


Ini ketika kami masih "bayi", baru lahir. Masih polos, belum bisa apa-apa.
Dulu, saking dikitnya respon di twitter.. semua-semuanya yang mainin admin. Yang ngetweet admin dari off. accountnya BEM, yang ngeretweet atau yang ngemention adminnya sendiri pake akun pribadi. Sedih yaa! Hahaha..

Beberapa hari kemudian, berawal dari obrolan iseng di lift antara anak-anak BEM & Pak Arie, kita taruhan nantangin Pak Arie untuk bisa datengin artis ke kampus. Jadilah acara ini..


Disini, "bayi"nya udah mulai belajar tengkurap. Acara seminar pertama kita masih belum sempurna. Ada gondok-gondokkan, salah-salahan, tuduh-tuduhan.. tapi itu kami jadikan pelajaran.


Lalu kami terus bertumbuh dan berkembang, merangkak untuk bisa berjalan, berjalan tapi tidak untuk berlari.
Kami mulai menggerakkan tangan-tangan dan kaki-kaki kami. Kami mengaktifkan UKM yang dulu non aktif & membuat UKM baru yang diminati mahasiwa :)


Kami (BEM & UKM) adalah satu tubuh. Maka ketika semuanya sudah bisa "bergerak" sesuai fungsinya masing-masing dengan koordinasi yang matang, maka tidak terlalu sulit untuk "bayi" yang tadinya baru bisa merangkak kini sudah bisa berjalan.

Kami membuat acara kedua.
Faculty Meeting 2012 "WAFFLE" (We Are Family of Kalbis Institute)
Idenya sederhana, saya dapat tema ini di kamar mandi, gak perlu repot-repot beli kopi yang 50ribuan untuk mendapatkan nama "WAFFLE" ini.
Tujuan kami pun sederhana: main bareng. Kami gak mengeluarkan dana yang banyak, karena hadiah untuk para pemenang pun sederhana juga. Cuma makanan.
Ya intinya ini acara sederhana. Tapi mendapat respons yang luar biasa dari mahasiswa. KAMI SATU. Bukan hanya BEM & UKM, tetapi juga para mahasiswa, dosen, karyawan, OB, petugas parkir..



WAFFLE selesai dengan sukses. Tapi kami tidak puas sampai disitu. Berikutnya kami membuat acara Orientasi Mahasiswa bersama Institusi, Kalbispheration Days. 

Seperti bermain games, setiap berhasil menyelesaikan satu level maka kita akan naik ke level selanjutnya dengan tantangan yang lebih sulit. So, do we. Kami membuat sebuah acara yang lagi-lagi berawal dari ide "iseng" untuk bisa liburan bareng ke Jogja. Jadilah sebuah acara Live In yang dikawinkan dengan program CSR Kampus, "Kalbis Care, Kalbis Share" dengan tagline "Show your sympathy, give your empathy"
(Dan lagi lagi juga ide ini lahir setelah saya keluar dari toilet)

Live In adalah acara penutupan kami sebelum mengakhiri masa jabatan. Acara yang "gila", besar dan sukses! Panjang ceritanya untuk bisa meyakinkan rektorat dan mendapatkan izin dari kampus untuk mengadakan acara sebesar ini. And yes, we prove it to you guys.. we can! :)



Dibalik cerita-cerita yang kelihatannya "sukses" ini, entah berapa banyak tetes air mata dan tetes keringat yang keluar dari tubuh satu kami. Entah berapa kali kami marah, debat kusir dan saling menguatkan ego masing-masing.

Entah berapa kali kaki kami terasa pincang, tangan kami terasa lumpuh bahkan otak kami yang hampir meledak. Tapi kami saling menguatkan.
Karena kami satu. Kami setubuh.

Sampai pada akhirnya waktu kami habis..
Lihatlah, apakah semua yang telah kami perjuangankan ikut menghilang?


Sekarang, mahasiswa bebas mengikuti UKM yang diminati tanpa harus berjuang mendirikannya. WAFFLE menjadi acara tahunan. Kalbispheration Days angkatan kita yang mahasiswa bilang paling seru. Live In dan Kalbis Care & Share menjadi acara yang ditunggu-tunggu.


Dear,
Gustaaf Adrianus Walangitang
Agung Mulyadi
Bunga Sartika
Aldira Vincensia
Izzatul Ilah
Nadia Iswari
Gloria Violita
Lily Dwiditha
Vrisca Fau
Edo Widiyanto
John Nicolas
Tri Indah
Ajeng Hardiyanti

we started from here..

To me, the greatest moment in my life is.. be the part of BEM Kalbis Institute with you guys, the great team ever! Yes, Our road was rough. And yes, We can. We are pioneer. We are history maker. :)

Love,
Wiwi 




Wednesday, March 19, 2014

Hem.. Sukses?

Sumber: Google

Dulu, waktu masih sekolah lalu lanjut ke jenjang kuliah, selalu pikirnya yang muluk-muluk. Mau jadi wartawan yang kerjaannya jalan-jalan ke luar negeri, punya rumah sendiri, punya mobil mazda zoom-zoom dan bisa bayarin Mama pergi haji. Sampek dibikin target dan tanggal-tanggalanya. Hehe.
Terus sekarang, selesai sidang skripsi, dinyatakan lulus.. dan bekerja.
Dimana? Di kampus sendiri. Is it bad? Enggak juga sih. Ada yang bilang saya beruntung, tapi kadang merasa tidak. Yang bilang beruntung karena gampang dapet kerja, belum lulus udah di hire di kampus sendiri. Tapi namanya manusia, sempet tergoda ngeliat orang-orang, temen-temen yang dulu sekolah bareng, udah jadi sukses di luar. Sempet mikir, this is my comfort zone and i have to go out.
Tapi, sebelum berlanjut ke pemikiran-pemikiran dan pertanyaan selanjutnya tentang karir. Saya akhirnya bertanya lagi, sama diri sendiri,
Memangnya, sukses itu apa sih?
Sering-sering traveling, ke kantor naik mobil keren, pulang ke rumah yang mewah.. itu sukses? Terus saya nanya lagi, apa mereka segampang itu untuk sukses?
Saya liat diri saya.. belum satupun dari “wish list” saya yang terwujud. Kasarnya, boro-boro beli mobil, beli TV aja masih nyicil.
Lalu sampailah saya pada suatu pertemuan dan percakapan dengan dua orang. Dua-duanya orang yang selalu saya lihat “Wah.. enak yaaa”, yang (tadinya) setiap saya bertemu mereka dan merasa ingin keluar dari zona nyaman ini.

Percakapan pertama,
Seorang senior staff pada divis CSR di sebuah perusahaan yang ownernya menduduki peringkat ke-empat orang terkaya di Indonesia.
Pekerjaan beliau menurut saya itu “GUE BANGET! THAT’S MY PASSION!!”
Turut turun ke kegiatan sosial, jalan-jalan, bikin acara.. semuanya sosial.
Saya penasaran, gimana sih awalnya sampai akhirnya sekarang beliau bisa seperti ini? Apa yang diperlukan untuk menjadi seperti beliau? (BECAUSE I WANT IT!)
Ternyata.. “Sebelum gue disini, dulu gue pernah kerja di bagian accounting di perusahaan punya Belanda. Selama 7 tahun. Trus gue pindah kesini (perusahaan sekarang), di bagian accounting juga 4 tahun. Lu bisa bayangin gak? Accounting! Akhirnya gue pernah ngerasa stuck, monoton dan hampir depresi sama kerjaan gue. Puyeng gue lama-lama. Yaudah, gue pindah ke bagian General Affair. Disitu saya udah mulai enjoy. Gue kayak nemuin apa yang saya mau. Nah dari GA, barulah sekarang gue di CSR. Udah 4 tahun gw di CSR. Dan sekarang mah gue udah gak mau cari apa-apa lagi dah yang penting enjoy..”

Percakapan kedua,
Yang ini bisa dibilang teman baik saya. Dia senior saya, dan sekarang dia bekerja di media, perusahaan besar dan bergengsi di Indonesia.
Di umurnya yang masih muda, sebaya dengan saya, dia sudah mapan.. sukses (lagi, lagi.. sukses menurut saya yang melihat). Dia selalu menceritakan yang enak-enaknya di pekerejaan dia. Beda dengan orang pertama, orang ini bisa dibilang mulus untuk perjalanan karirnya. Fresh graduate, kerja di perusahaan besar dan berkembang disana.
Saya penasaran, ada gak sih rasa gak enaknya jadi dia?
Akhirnya dia cerita..
“Kerja di media itu gak enak, Wi. Gak ada waktu. Bahkan untuk tidur aja kurang banget. Kalau disana, datang ontime itu harus tapi pulangnya molor. Gue bisa sampe jam 1 dikantor ngurusin kerjaan, pulang ke kostan, pagi udah bangun lagi ngantor lagi. tidur gak sampe 7-8 jam. Paling 4-5 jam. Begitu setiap hari. Makanya kalau libur ya tidur. Lebaran kemarin aja gue gak lebaran, gak kerumah sodara, gak ada waktu. Kerja.”

Ada harga yang harus dibayar. Ada harga yang harus dibayar.
Untuk bisa nemuin passion dan bekerja karena passion, butuh waktu bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun prosesnya. Untuk bisa kerja dengan gaji besar bisa beli ini itu, butuh kelapangan hati untuk tidak ada waktu untuk keluarga, teman dan bahkan diri sendiri.
Dua percakapan itu, akhirnya membuat saya berpikir lebih luas lagi. lebih terbuka, dan belajar untuk tidak picik. Dan yang lebih penting lagi, membuat saya untuk lebih bersyukur.
Semuanya butuh proses. Semua ada harganya. Terkadang, kita terlalu silau melihat kesuksesan orang lain tanpa mau tau bagaimana cara mereka mencapai itu. Hingga akhirnya kita terburu-buru, tergesa-gesa lalu akhirnya tersandung dan jatuh.
Sampai detik ini saya menulis, saya masih bertanya.. memangnya, sukses itu apa sih?

Sepertinya, sukses itu persepsi orang lain. Bagaimana seseorang mencerna cerita kita,melihat update foto-foto dan stasus kita, melihat pekerjaan kita dan seberapa enaknya kita bekerja.. lalu kemudian di intrepretasikan menjadi satu kata, “SUKSES”. Padahal, siapa yang tau dibalik embel-embel sukses itu banyak kesulitan yang kita jalani.

Jadi sekarang, yaudah.. I'm here. I'm enjoying my work.. Inilah prosesnya.
Melihat "kesuksesan" orang lain itu memang perlu untuk motivasi diri, tapi  pada akhirnya kita harus balik bertanya pada diri sendiri dan berkaca.. Apa saya sudah pantas?
Berbenah diri, siapkan amunisi tapi jangan terlalu obsesi.

Mimpi memang harus tinggi.. dan itu pasti bisa kita raih. Seperti kata Endah n Rhesa, "Mimpi takkan berlari"
Jadi tak perlu tergesa-gesa. Inilah prosesnya, nikmati dan pelajari..

Hingga suatu hari nanti, giliran orang lain yang mengintrepretasikan kata "Sukses" itu ada pada diri kita.

Selamat makan siang! ^^