Thursday, February 19, 2015

A Gift by Giving

Selamat pagi. Selamat hari tahun batu imlek dan selamat berliburan bagi kita semua.


Hari ini saya terbangun di pagi hari dan merasa.. ah, nothing to do. Iseng-iseng, saya buka blog ini dan waw ternyata sayang sekali yah.. semakin tidak terurus. Banyak post-post galau (dulu) yang akhirnya saya masukkan ke draft, bukan untuk konsumsi umum lagi. Wahahahaha…


Pagi ini, saya putuskan untuk kembali menulis. Dan tulisan pagi ini, idenya datang dari sebuah perasaan. Bukan galau lagi, kok. Hehehe.. perasaan senang dan puas akan sebuah pengalaman (yang sudah saya alami) dan kemudian dibagikan lagi menjadi pengalaman untuk orang lain.

Kebahagian COMBO.

Pernah dengar quotes,
If you knew what I know about the power of giving, you would not let a single meal pass without sharing it in some way.” -Buddha


Dari kata-kata “berbagi” itulah saya mencambuk diri saya untuk aktif bergerak melakukan sesuatu.. berbagi sesuatu.. yang saya bisa. Kebetulan yang saya bisa saat ini adalah waktu, pikiran serta tenaga. Beranjak dari situ, tahun 2013 lalu saya bergabung ke dalam komunitas sosial peduli anak-anak jalanan, Save Street Child. Selain itu, karena posisinya dulu masih mahasiswa dan aktif di BEM kampus, saya pun turut aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di kampus. Beruntungnya saat itu kerjasama kampus saya, Kalbis Institute dan Kalbe sedang gencar. Beberapa program CSR Kalbe yang membutuhkan banyak volunteer direkrut dari mahasiswa kalbis, termasuk saya.


Tanggap bencana banjir, composting, dan Kampanye PHBS,  adalah beberapa program CSR yang saya ikuti secara aktif. Yang paling berkesan adalah Kampanye PHBS yang dilakukan secara sustain di SDN Sukaremsi 06 Cikarang Selatan, yang merupakan ring 1 Kalbe. Ternyata berbagi dengan anak-anak itu seru. Melihat binar-binar di mata mereka saat saya bercerita, melihat gigi gigi mereka yang tersenyum lebar saat saya ajak bercanda, merasakan rasa penasaran mereka saat saya menggantungkan cerita, dan merasakan tubrukan-tubrukan tubuh mereka saat saya ingin membagikan hadiah kepada mereka. Apalagi saat mengetahui bahwa mereka merindukan saya.


“Wi, kamu ditanyain tuh sama anak-anak di SD Sukaresmi 06. Katanya, ‘Kak Wiwi mana, Kak Wiwi manaaa’”


Duh. Saya bahkan tidak pernah berharap nama saya diingat oleh mereka. Tapi ternyata.. mereka bahkan merindukan saya! That is what is call HAPPINESS.

How to wash your hands well. PHBS di SDN Sukaresmi 06


Saya merasa hidup saya sangat beruntung dan banyak diberikan kemudahan oleh Tuhan. Semasa skripsi, saya mengambil kasus Kampanye PHBS sebagai studi deskriptif. Karena ini kualitatif, saya membutuhkan segudang data. Dan itu bukanlah masalah yang berarti.. semua terasa mudah dan mulus, bahkan manager CSR yang menjadi informan saya mengajarkan saya banyak ilmu tentang CSR. Lebih-lebih dari dosen pembimbing hehe..


Selesai masa studi, selesai Kampanye PHBS di Cikarang, saya bekerja di Kampus saya sendiri. Tidak banyak yang berubah. Yang berubah hanya status. Dulu mahasiswa, sekarang karyawan. Dulu dibayar dengan beasiswa sekarang dibayar dengan gaji wuekekeke..

Kerjaan pun tidak jauh berbeda saat dulu menjabat di BEM, make an event and organize it. Semua event sama dan berputar. Kalbispheration, Kalbis X Fair, Waffle, Seminar-seminar, dan Kalbis Care Share.

Nah.. Kalbis Care & Share. Untuk kali kedua, Live In diadakan. Masih terasa betul perjuangan saya dan teman-teman dulu saat ingin mengadakan acara ini. Susah. Bedeh badhay wizgabay. Bolak balik presentasi ke rektorat. Tahun ini semua sudah berjalan lancar. Karena dulu pernah sukses kampanye PHBS di Cikarang, maka saya ingin mengulang kesuksesan itu.. mengulang kebahagian berbagi bersama panitia.. saya ingin adik-adik kelas saya ini merasakan apa saya rasakan di acara Live In ini yang kebetulan juga bergandengan bersama Kalbe mengadakan Pengobatan Gratis untuk 3.000 masyarakat Wonogiri di Kecamatan Pracimantoro.

Ki-Ka: Gatot, Johan, Juju, Isna, Vito, Reno, Alfa, Wiwi, Lukman (additional), Agnes, Demas (additional)


Saya membentuk satu tim berisi Sembilan orang. Pemilihan orang-orang tersebut atas dasar pertanyaan “Siapa yang suka main sama anak-anak?” di grup panitia. Setelah dipilah pilih, terbentuklah tim PHBS ini. Juju, Agnes, Isna, Reno, Vito, Johan, Alfa dan Gatot. Delapan panitia Live In yang saya ambil haknya untuk mengikuti Live In itu sendiri. Awalnya, I feel guilty.. ada satu pengalaman yang mereka lewati, yaitu Live In itu sendiri.

Selama empat hari kami hidup bersama di sebuah ruangan kotak berdebu, berulat bulu dan ah.. begitulah. Tidur beralaskan tikar. Tas tas, handuk basah, kotak tissue, semua beralih fungsi menjadi bantal. Untuk mandipun kami harus bergegas ke Pom Bensin subuh-subuh. Terasa tidak layak untuk ditempati namun ketidaklayakan itulah yang akhirnya menguatkan dan menyatukan kami.


Tempat peraduan


Di hari pertama dan kedua, kami mengadakan PHBS di lokasi pengobatan gratis. Pagi hari di hari pertama, seluruh rasa bercampur aduk. Senang, semangat, penasaran, deg-degan.. energi positif muncul. Terlihat dari wajah-wajah sumringah tim kecil ini..

But, this is life.. if it’s easy, it will be nothing. Semua tak seperti yang kita bayangkan di pagi hari. Anak-anak yang cenderung diam bahkan banyak yang menangis, ibu-ibu posessif dan guru-guru yang sama posessifnya, hmm.. tidak perlu dijelaskan secara gamblang but that day was totally chaos!! 

Mood kami hancur. Hati lebih lebih. Saya sedih.. tim kecil ini tidak dapat merasakan apa yang saya rasakan dulu di Cikarang. Lalu kami melakukan evaluasi, saling berkeluh kesah, saling bersungut-sungut tetapi juga saling menguatkan. Menguatkan mental akan hari esok yang terjadi..

Again, this is life.. we never know what will happen next. Alhamdulillah ternyata hari kedua bisa berjalan lebih lancar, tidak seperti kemarin. Wajah-wajah sumngrinah itu kembali muncul. Semangat mereka mulai terisi kembali. Berlanjut ke hari ketiga dan keempat, jika di gambarkan sebuah grafik dari hari pertama sampai keempat, grafiknya meningkat. From zero to hero, from nay to YAAAAYYYYY!! Ini dia, ini diaaa yang dulu saya rasakan dan ingin saya bagikan ke tim kecil saya ini.

YAY!


Hingga Live In selesai. Tiba di Jakarta, saya langsung menghempaskan tubuh saya ke tempat tidur yang.. “aaaah… ini baru tempat tidurr!!!”


Lalu saya terbangun oleh bunyi notifikasi di Hp. Ternyata mereka, grup PHBS yang saling mencurahkan rasa terimakasih atas pengalaman kemarin. Saya merasa lega.. walaupun saya merampas satu hak mereka, saya sengaja melewatkan pengalaman Live In mereka, tapi mereka mendapatkan suatu pengalaman baru yang mungkin tidak akan pernah sama dan sebanding dengan Live In itu sendiri.

My Super team. As Reno said, "Kita adalah tim terbaik yang pernah kakak pilih" and, yes. You Are!!!

Saya pun begitu, walaupun sudah pernah merasakan Kampanye PHBS sebelumnya.. tapi pengalaman tidak akan pernah sama seperti objeknya. Saya juga punya pengalaman baru yang kemudian saya susun rapi di “buku” saya yang kelak akan saya ceritakan dan bagikan ke generasi berikutnya.



p.s.

Berbagi adalah sebuah kebahagiaan yang akan meningkat berkali-kali lipat apabila kebahagian itu dibagikan lagi ke orang lain. -DP 


Another story of our story:
By Agnes
By Reno